BacaJuga: Biantara Bahasa Sunda tentang HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus Singkat, Padat dan Mudah Dihafal. Judul mengenai pendidikan juga cocok untuk dibahas dalam biantara. Oleh karena itu, inilah teks biantara bahasa Sunda tentang pendidikan yang dapat kamu jadikan referensi dan dapat kamu sampaikan:
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 060109 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d80d608297e0bc0 • Your IP • Performance & security by Cloudflare PantunPendidikan Jangan Sombong Nenek menggendong sebakul jamu Jamu madu dipesan satu Janganlah sombong jika berilmu Karena itu insan tak bermutu. Pantun Pendidikan Otak Cerdas Pohon kurma di bukit cadas Rasanya enak, tidur pun pulas Rasa percuma berotak cerdas Jika dipakai berbuat culas. Pantun Pendidikan Jadi Dokter Pulsa listrik beli di konter Ilsutrasi contoh pantun nasehat sunda. Foto Pixabay. Pantun adalah salah satu kearifan lokal yang dapat ditemukan di seluruh daerah nusantara. Dalam kebudayaan Sunda, pantun dikenal dengan istilah berasal dari kata sindir yang artinya berkata secara tidak langsung kepada orang yang dimaksud. Salmun dalam buku Kandaga Kasusastraan Sunda menyebutkan, sisindiran dimaksudkan untuk menghormati lawan bicara dan tidak menyakiti perasaannya. Yuzar Purnama dalam Jurnal Orang Sunda Perantau Tinjauan dalam Carita Pantun menjelaskan, istilah sisindiran sudah ada sejak zaman Hindu-Budha. Lebih tepatnya, saat berakhirnya Kerajaan Padjajaran pada tahun awalnya, pantun sunda diciptakan oleh lingkungan istana Padjajaran yang digunakan sebagai pertunjukan rakyat. Pada masa itu, pantun sunda berisi tentang kehidupan para raja dan pangeran kerajaan Sunda yang dihubungkan dengan para dewa-dewa. Dikutip dari buku Buku Ajar Mata Kuliah Folklor oleh Lira Hayu Afdetis Mana dan Samsiarni, bentuk pantun sunda sama seperti dengan pantun pada umumnya. Sisindiran mempunyai sampiran dan isi, mengandung persamaan bunyi, dan juga berisi berbagai makna dan tujuan. Ada berbagai macam bentuk pantun sunda yaitu rarakitan, paparikan, dan wawangsalan. Berdasarkan isi dan tema, pantun sisindiran dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu pantun anak-anak, pantun muda-mudi, dan pantun orang tua. Khusus pantun orang tua, dituturkan oleh orang-orang tua. Jenis pantun ini berisi pantun nasehat, pantun adat, pantun agama, pantun peribahasa, dan juga pantun contoh pantun sunda nasehat dan artinya dikutip dari jurnal Pantun Sisindiran di Banten oleh Eva Syarifah Pantun Sunda NasehatContoh pantun sunda nasehat. Foto Freepik. Apik pengen buah belimbingApik pengen jadi pemimpinLamun rakyat nambah miskin.Jangan mau buah belimbingJangan mau jadi menambah rakyat miskin.Ning kerenceng Nunggang KretaNunggang kopas ning CijawaWong nyeleweng akeh ceritaOrang nyeleweng banyak bicaraDisasamping tuluy dikabayaanDidandanan dipupur siga nyi ronggengKahayang kudu ningali kana kaayaanTong nepi lapur nepi ka nonggengMemasang kain memakai kebayaBerdandan seperti penari berwajah sesuai kemampuan sajaJangan sampai jatuh tersungkur maluPindah ka sumur ngan sakeclakeunUlah saukur neang pipasaeunPindah kesumur tak sampai penuhJangan selalu mencari musuhSangkan Sehat hirup urangDurian tertukar dengan nangkaNgalamun eta teu aya gunanaJangan suka makan mentimunTimun itu banyak gentahnyaJangan suka duduk melamunMelamun itu tidak ada gunanya

Contohmakalah bahasa sunda tentang pendidikan. Perangkat pembelajaran bahasa sunda smp kelas 7 8 9. Contoh makalah pencemaran lingkungan hidup dan budaya; Terima kasih telah berkunjung ke blog terkait pendidikan 2019. Demikian informasi yang dapat kami bagikan mengenai pantun bahasa sunda tentang pendidikan dan artinya. Kumpulan cerita

- Pantun kerap digunakan untuk menyampaikan isi perasaan indah seperti cinta dan kasih sayang serta nasehat, karena mengandung rima dan irama dengan pilihan diksi menarik. Definisi Pantun Merujuk pada buku Pantun Melayu, Titik Temu Islam dan Budaya Lokal Nusantara oleh Abd. Rachman Abror, definisi pantun adalah semacam puisi asli Melayu tradisional yang bersifat terikat. Asal kata pantun sendiri adalah dari bahasa Minangkabau patutun yang maknanya “penuntun”. Pantun juga ada dalam bahasa Jawa yang dikenal dengan sebutan “parikan” sedangkan dalam budaya Sunda, pantun disebut sebagai “paparikan”. Pada budaya Batak mengenal pantun sebagai umpasa baca uppasa. Jika melihat makna pantun dalam buku EYD Saku + Pedoman Pembentukan Istilah dalam Bahasa Indonesia Kumpulan Pantun, Tanda dan Lambang oleh E. Wardah, makna dari pantun adalah jenis puisi lama yang merupakan budaya asli Indonesia. Ciri-ciri Pantun Merujuk laman Kemdikbud, pantun biasanya memiliki ciri-ciri berikut ini Terdiri dari empat baris bisa lebih dalam jumlah genap Penulisannya berpola rima a-b-a-b. Dua baris pertama adalah sampiran, dua baris terakhir adalah isi dan tujuan. Bisa juga terdiri dari 4 baris, per baris memiliki 8-12 suku kata dan mengikuti pola a-b-a-b dan a-a-a-a. Dahulu pantun hanya diucapkan dalam bentuk sastra lisan, namun saat ini pantun sudah dijadikan bentuk tulisan pula. Contoh Pantun Nasehat Pendidikan dan Maknanya Pantun berbahasa Banjar yang dilansir laman Badan Bahasa banyak menyajikan pantun yang berisi tentang pendidikan agama yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya orang Banjar. Berikut ini beberapa contohnya 1. Parang tumpul handak dititik Handak dititik ka subarang Apa guna bawajah cantik Bila kada suah sumbahyang Parang tumpul hendak ditajami Handak ditajami ke seberang Apa guna berwajah cantik Bila tidak pernah sembahyang Maknanya adalah tentang pentingnya beribadah salat/sembahyang, sebab tidak berguna wajah cantik jika tidak pernah salat/sembahyang. 2. Buah manggis di pinggir sumur Anak biawak ular bawisa Duduk manangis di pinggir kubur Taganang awak banyak badusa Buah manggis di pinggir sumur Anak biawak ular berbisa Duduk menangis di pinggir kubur Teringat badan banyak berdosa Maknanya adalah tentang penyesalan seseorang di dalam kubur yang waktu hidupnya dihabiskan untuk berbuat maksiat dan dosa. 3. Matan Kandangan ka Gunung Madang Banyak tumbuh puhun rama-rama Apalah guna jadi urang Amun Kada mangarti agama Dari Kandangan ke Gunung Madang Banyak tumbuh pohon rama-rama Apalah guna jadi orang Kalau tidak mengerti agama Maknanya adalah tentang pentingnya mempelajari agama sebagai hal yang terpenting dalam hidup, sebagai bekal untuk akhirat. 4. Pisang mas bawa di atas peti Masak sebiji di atas peti Uang mas boleh dibayar Utang budi dibawa mati Maknanya adalah untuk selalu mengingat jasa baik orang yang telah menolong, karena hutang budi sulit dibayar, sementara hutang uang bisa dibayar. 5. Tiada boleh menetak jati Papan di Jawa dibelah-belah. Tiada boleh kehendak hati Kita di bawah perintah Allah. Maknanya dalam bertindak dan berbuat tidak boleh sekehendak hati, karena ada aturan dari Allah yang harus diikuti dalam agama masing-masing. 6. Kulit lembu celupkan samak Mari dibuat tapak kasut. Harta dunia janganlah tamak Kalau mati tidak mengikut Maknanya jangan tamak terhadap harta di dunia, apalagi pada harta milik orang lain sebab kalau mati harta yang diperebutkan itu tak akan juga Apa Itu Pantun yang Diresmikan sebagai Warisan Tak Benda UNESCO Pengertian Puisi Rakyat & Jenis-Jenisnya Puisi, Syair Serta Pantun Apa Itu Pantun, Syair dan Gurindam Pengertian dan Ciri-cirinya? - Pendidikan Kontributor Cicik NovitaPenulis Cicik NovitaEditor Dhita Koesno
Octo. pantun bahasa sunda- Pantun merupakan jenis puisa lama yang populer hingga saat ini. Kalian juga pasti pernah mendengar pantun di pelajaran bahasa indonesia dan juga di acara acara hiburan adat sampai program komedi di televisi. Selain bisa sebagai ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pelajaran, ternyata memmahami pantun
Pantun Sunda – Pantun yang merupakan bentuk puisi lama memang bukan lagi hal asing bagi masyarakat Indonesia. Puisi lama yang terikat bait, sajak serta rima ini memiliki ciri khas dengan irama akhir pada kata yang senada. Namun, ternyata dalam bentuk penyebutannya pantun memiliki perbedaan yang signifikan. Salah satunya adalah penyebutan pada pantun Sunda yang lebih dikenal dengan Sisindiran. Pantun Sisindiran ini juga memiliki perbedaan dengan pantun Indonesia yang dapat didengar dalam pengucapannya atau bahkan dibaca dalam kalimatnya. Nah, lalu apa sebenarnya perbedaan pantun ini dengan pantun bahasa Indonesia yang biasa didengar? Berikut ulasannya Sekilas Tentang Sisindiran Bukan rahasia umum bahwa pantun menjadi puisi lama yang bahkan hingga kini masih sering digunakan sebagai alat komunikasi. Tentu saja pantun juga menjadi bagian penting yang seringkali digunakan dalam pertunjukkan. Bukan hanya pantun bahasa Indonesia saja yang masih mewangi namun, pantun Sunda juga menjadi bagian pantun tradisional yang masih asri. Pantun bahasa Sunda atau yang biasa disebut dengan Sisindiran sendiri sebenarnya merupakan pantun yang seringkali digunakan untuk menggambarkan suatu situasi. Penggambaran ini bisa berupa perasaan, keadaan desa atau bahkan lingkungan sekitar. Penggunaan pantun ini sendiri menjadi favorit bukan hanya orang dewasa namun juga anak-anak. Apalagi bagi masyarakat Sunda yang tentu sudah sangat familiar dengan bahasanya Penggunaan pantun ini sendiri seringkali diucapkan dalam konteks formal maupun informal. Pantun ini tidak jarang digunakan dalam acara lamaran, pernikahan atau bahkan pada saat-saat bersantai bersama masyarakat luas. Melalui namanya yang menggunakan bahasa Sunda Sisindiran maka, dapat diartikan juga bahwa pantun ini cenderung menjadi pantun yang ditujukan pada seseorang atau kelompok. Penggunaannya pada dasarnya bersifat menasehati atau dalam tanda kutip menyindir dengan tujuan nasihat. Biasanya tema yang digunakan dalam pantun ini pun beragam mulai dari religius, lingkungan, pendidikan atau bahkan jenaka. Inilah juga yang pada akhirnya membuat pantun ini menjadi cukup favorit di berbagai kalangan masyarakat untuk mengungkapkan perasaan. Khususnya tentu masyarakat Sunda. Baca Juga Pantun Tentang Sekolah Menilik Perbedaan Pantun Indonesia dan Sunda Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa pantun Sunda memiliki perbedaan yang cukup mendasar dengan pantun bahasa Indonesia yang biasa digunakan. Bila dilihat atau didengar secara langsung tentu perbedaan mendasar dari kedua pantun ini terletak dari bahasa yang digunakan. Apabila pada pantun Indonesia cenderung menggunakan bahasa baku Indonesia atau bahkan Melayu maka, pada pantun Sisindiran tentu bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda. Perbedaan ini tentu menjadi perbedaan mendasar yang diketahui oleh semua orang. Namun, ternyata ada perbedaan lain yang cukup signifikan dari kedua pantun ini pada beberapa aspek. Nah, untuk mengetahuinya mari simak ulasan berikut 1. Perbedaan pada Suku Kata Perbedaan pertama yang harus diperhatikan adalah pada penggunaan suku kata dalam setiap baris pantun. Pada pantun bahasa Indonesia umumnya penggunaan suku kata dapat menggunakan 8 bahkan hingga 12 suku per katanya. Hal ini ternyata berbeda dengan pantun Sisindiran atau Sunda. Pada Pantun Sisindiran penggunaan suku kata hanya diperbolehkan pada batas angka 8 suku kata saja. Hal ini tentu menjadi perbedaan yang harus diperhatikan dalam pembuatan pantun Sisindiran supaya tidak melebihi suku kata yang diperbolehkan. 2. Perbedaan pada Larik Umumnya pada pantun bahasa Indonesia akan terdiri dari 4 larik. Ini tentu telah menjadi ketentuan yang sudah diajarkan pada anak-anak di Indonesia sejak SD. Namun, hal inilah yang kemudian harus menjadi fokus dalam pembuatan pantun Sisindiran atau Sunda. Pada pantun Sunda ini, jumlah larik yang digunakan dalam satu pantun bisa lebih dari 4 larik. Namun, tentu saja penggunaan 4 larik juga tetap diperbolehkan. Inilah kemudian perbedaan berikutnya yang dapat terlihat jelas pada aturan pembuatan larik. 3. Perbedaan Penyusunan Pantun Apabila dalam penyusunan lariknya saja sudah memiliki perbedaan pada jumlah, tentu hal ini juga akan memiliki perbedaan pada penyusunan dalam satu pantun. Seperti yang diketahui bahwa pada pantun bahasa Indonesia, penggunaan pantun hanya ada satu kali. Hal inilah kemudian membedakan dengan pantun Sunda. Pada pantun Sisindiran bahkan terdiri dari 3 jenis yaitu paparikan yang dapat dikatakan sebagai pembuka yang tidak memiliki arti. Bagian keduanya adalah cangkang yang memiliki fungsi sama seperti sampiran dan ketiga adalah rarakitan. Pada bagian rarakitan inilah nantinya isi atau petuah akan dituliskan atau diucapkan. Mengenal Fungsi Pantun Sisindiran Tentunya mengenal fungsi pantun Sunda atau biasa disebut Sisindiran juga menjadi bagian penting yang patut dipahami. Sama halnya dengan pantun bahasa Indonesia yang memiliki fungsi untuk memberikan petuah atau sebagai ungkapan rasa. Pada pantun Sisindiran hal ini juga menjadi bagian utama dari penggunaan pantun. Namun, apa sebenarnya fungsi utama dari adanya pembuatan atau penggunaan Sisindiran ini? Berikut adalah ulasannya 1. Sebagai Pengendalian Tingkah Laku Fungsi pertama dari penggunaan pantun ini bisa dibilang merupakan bentuk bahasa untuk pengendalian tingkah laku masyarakat. Tentu bukan rahasia umum bahwa penggunaan bahasa yang baik dan tepat pada seseorang bisa menjadi nasihat tepat bagi orang tersebut. Hal inilah yang kemudian diterapkan orang zaman dulu untuk memberikan nasihat kepada orang lain. Pantun Sisindiran ini digunakan orang zaman dulu untuk memberikan nasihat supaya bisa menjaga tingkah laku serta taat pada norma yang ada. Melalui pantun inilah setiap kata atau kalimat yang diucapkan bisa dengan lebih mudah didengar dan dilaksanakan karena tidak ada sifat menggurui. 2. Mempertahankan Adat Istiadat Pantun Sisindiran ini juga bentuk dari usaha masyarakat Sunda untuk mempertahankan adat istiadat. Bukan rahasia umum bahwa pantun menjadi bagian budaya Indonesia yang patut untuk dipertahankan dan terus dilestarikan. Hal inilah yang kemudian juga dilakukan masyarakat Sunda pada pantun Sisindiran atau pantun Sunda. Apalagi dengan penggunaan bahasanya yang memiliki ciri khas tentu membuat pantun ini memiliki keunikan sendiri. 3. Sebagai Alat untuk Mengungkapkan Pendapat Sama seperti fungsi pantun atau puisi pada umumnya, pantun Sunda juga memiliki fungsi sebagai ungkapan perasaan terhadap suatu situasi. Melalui penggunaan pantun ini seseorang bisa mengungkapkan pendapat atau pun rasa dengan lebih lepas. Penggunaan larik dan sajak yang unik dan indah akan membuat pantun lebih mudah ditangkap oleh orang lain. Tidak heran bila pada akhirnya pantun seringkali digunakan untuk menyindir dalam konteks lingkungan, pendidikan atau bahkan keadaan masyarakat. 4. Sebagai Pengawasan pada Masyarakat Fungsi lain yang ada pada pantun Sunda ini adalah sebagai pengawasan terhadap perilaku dalam masyarakat. Hampir sama dengan fungsinya sebagai pengendalian, pengawasan ini dilakukan dalam bait rarakitan yang disusun dari paparikan dan cangkang. Melalui pantun ini nantinya bait pantun ini akan menjadi jembatan nasihat kepada masyarakat supaya menjaga sikap dan menjauhi larangan. Baik larangan dalam agama maupun dalam adat istiadat. Menilik Contoh Pantun Sunda Sisindiran Nah, setelah sebelumnya mengenal secara singkat tentang pantun Sisindiran maka, mengetahui berbagai contoh dari pantun ini adalah hal yang tentu perlu untuk diketahui. Lalu, bagaimana contoh dari pantun Sisindiran ini? Simak contohnya berikut ini 1. Contoh Pantun Sunda Sisindiran 4 Baris Contoh pantun pertama yang bisa dijadikan contoh adalah pantun dengan baris yang berjumlah 4 bait. Pada pantun ini setiap bait akan terdiri dari 2 baris sampiran dan 2 baris isi. Tentunya sama dengan penyusun pantun dalam bahasa Indonesia. Lalu, bagaimana contohnya? Berikut 3 diantaranya Memeh ngagelarkeun kasur samak heula ambeh rineh memeh nyaritakeun batur tilik heula awak maneh Samping kageutahan dukuh di kelab di kaca ikeun nu matak maneh sing kukuh papatah geura imankeum Pulas batis encit muntah meulina ti anu kumed reungeukeun kami papatah ulah resep ceceremed 2. Contoh Pantun Sunda Sisindiran 6 Baris Seperti yang sempat dibahas sebelumnya tentang pantun Sisindiran yang bisa memiliki 3 jenis penyusun. Tentunya dalam penggunaannya pun akan terdiri dari 6 baris yang terdiri dari paparikan, cangkang dan rarakitan. Nah, lalu bagaimana contohnya? Berikut 3 diantaranya Hook teuing kebon kangkung, Bareto ngalembok hejo, Kiwari ngaleang bae, Hook teuing ku nu jangkung, Bereto harempoy emok, Kiwari ngolembar bae. Tikukur turun ku ribut, Pegat talina ti leumpang, Catang ceuri nutug leuwi, Sapupur satiyung simbut, Megat-megat kami leumpang, Ceurik nurutkeun pandeuri. Panjang parakan Cimuncang, Ditua teu dipulangan, Laukna bogo harideung, Palangsiang keuna runcang, Ku kami mo ditulungan, sia mangsuakeu tineung. Baca Juga Pantun Terima Kasih 3. Contoh Pantun Sunda Sisindiran Kategori Agama Menilik dari fungsinya sebagai pantun nasehat untuk mengendalikan tingkah laku masyarakat supaya tetap taat pada agama dan norma-norma sosial yang ada. Penggunaan pantun ini bisa diambil contoh sebagai berikut Nu ngaliwet dina dulang disuluhan ku palapah saha nu resep tutulung meunang ganjaran ti Allah Meuli wajit jeung jawadah dipake hajat kiparat masing rajin nya ibadah ngalap ganjaran aherat Sorabi make cipati didahar seep sawadah nya rabi titipan gusti dikadar kuat ibadah 4. Contoh Pantun Sindiran Pendidikan Pantun Sisindiran ini juga seringkali digunakan untuk memberikan nasihat atau opini terkait dengan sistem pendidikan di Indonesia. Nah, untuk mengetahui contohnya, mari simak 3 contoh berikut ini Hurang leuwi cicing deui dina sumur kasaatan beurang deui peuting deui tetela umur ngorotan Angeun hurang sapariuk bawang angan dua sihung ulah mungpang kapiwuruk bisi ahirna kaduhung Hayang iwung los ka Bandung rek ngasah los ka Sumedang hayang bingung geura nyandung rek susah sing boga hutang 5. Contoh Pantun Sunda Sisindiran Jenaka Penggunaan pantun yang seringkali menjadi bentuk sindiran biasanya selalu diselipkan kata-kata humor untuk membuat kalimat menjadi lebih sarkas. Hal inilah juga yang menjadi salah satu tujuan dari pantun Sisindiran ini. Nah, untuk mengetahui contohnya mari simak 3 pantun dibawah ini Isuk katung sore katung kantungna siga popongkol isuk nangtung sore nangtung sarungna hiji ge dobol Baju katung kancing katung hoream ngajaranana nyiar untung nyiar hutang hoream mayaranana Turub cupu buli-buli dipake wadah hanggasa daek sukur teu paduli kami ge da moal maksa Baca Juga Pantun Tiktok 6. Contoh Pantun Sunda Sisindiran Tentang Perasaan Ungkapan rasa menjadi satu contoh yang seringkali dituangkan dalam puisi atau bahkan pantun. Hal ini pun tidak mengecualikan penggunaannya dalam pantun Sisindiran. Lalu, bagaimana contohnya? Simak 3 pantun berikut ini untuk referensi Pileuleuyan daun pulus kararas cau manggla pileuleuyan tungtung imut lamun welas kuring bawa Kasur jangkung bantal panjang nya bogo di kacaikeun anu jangkung kuring melang nya bogoh urang jadikeun Sukur-sukur disundungan kuring mah nyair ka leuwi sukur-sukur dipundungan kuring mah rek nyiar deui Penutup Nah, itulah tadi sekilas tentang pantun Sunda atau Sisindiran dengan berbagai contoh didalamnya. Penggunaan bahasa Sunda yang memiliki ciri khas tentu membuat pantun ini terdengar unik. Berbagai makna didalamnya juga menjadi ciri khas yang tentunya perlu untuk terus dilestarikan generasi muda. Pantun Sunda
22Contoh Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif, Lengkap Pengertian dan Ciri-cirinya. Pantun ini memiliki sifat yang menghibur karena mengandung kata-kata lucu di dalamnya. Dengan pantun jenaka, diharapkan agar suasana menjadi semakin riang. Lihat juga: Pura-Pura Menjadi Orang Biasa, Ternyata Orang Ini Adalah Ketua Gengster Paling Ditakuti.
40 Pantun Minta Maaf : Menjelang Puasa, Lebaran dan Bulan Ramadhan. Pada pantun Sunda ini, jumlah larik yang digunakan dalam satu pantun bisa lebih dari 4 larik. Namun, tentu saja penggunaan 4 larik juga tetap diperbolehkan. Inilah kemudian perbedaan berikutnya yang dapat terlihat jelas pada aturan pembuatan larik. 3.
Kumpulansajak epik bahasa sunda. Dalam kamus besar bahasa indonesia, sajak diartikan sebagai gubahan sastra yang berbentuk puisi dan sangat mementingkan keselarasan bunyi. Pengertian Sisindiran Bahasa Sunda Bedah Sekolah Sajak puisi bahasa sunda tentang cita cita dan impian ku. Sajak sunda tentang pendidikan. Bebas disini tentu saja relatif juga pengertiannya. 256n.
  • 4jv3ulf2wq.pages.dev/17
  • 4jv3ulf2wq.pages.dev/259
  • 4jv3ulf2wq.pages.dev/180
  • 4jv3ulf2wq.pages.dev/209
  • 4jv3ulf2wq.pages.dev/378
  • 4jv3ulf2wq.pages.dev/251
  • 4jv3ulf2wq.pages.dev/227
  • 4jv3ulf2wq.pages.dev/340
  • 4jv3ulf2wq.pages.dev/214
  • pantun bahasa sunda tentang pendidikan